Jangan Sampai Salah! Ini Bedanya Hepatitis A dan Hepatitis B

Jangan Sampai Salah! Ini Bedanya Hepatitis A dan Hepatitis B

Hepatitis adalah peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus. Dua jenis yang paling umum ditemukan di Indonesia adalah Hepatitis A dan Hepatitis B. Meski sama-sama menyerang organ hati, kedua jenis hepatitis ini memiliki penyebab, cara penularan, gejala, hingga penanganan yang sangat berbeda.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang perbedaan hepatitis A dan B agar Anda bisa lebih waspada dan tahu langkah pencegahan yang tepat.

Sekilas Tentang Hepatitis A dan B

  • Hepatitis A adalah penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini umumnya menyebar lewat makanan atau air yang terkontaminasi.
  • Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) dan dapat menyebar melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, dan cairan vagina.

Perbedaan Utama Hepatitis A dan B

Aspek Hepatitis A Hepatitis B
Penyebab Virus hepatitis A (HAV) Virus hepatitis B (HBV)
Cara Penularan Konsumsi makanan/minuman terkontaminasi Kontak dengan cairan tubuh (transfusi, seks, dll)
Lama Inkubasi 15–50 hari 30–180 hari
Gejala Demam, mual, nyeri perut, mata kuning Sama seperti hepatitis A, tapi bisa lebih parah
Tingkat Keparahan Akut, jarang menyebabkan komplikasi serius Bisa akut atau kronis, berisiko komplikasi
Kemungkinan Sembuh Sembuh total tanpa efek jangka panjang Bisa menjadi penyakit seumur hidup jika kronis
Vaksinasi Tersedia dan efektif Tersedia dan sangat dianjurkan
Penularan ke Bayi Tidak menular dari ibu ke bayi Bisa menular dari ibu hamil ke bayi
Risiko Kanker Hati Tidak menyebabkan kanker hati Bisa menyebabkan kanker hati jika kronis

1. Penyebab dan Cara Penularan

Dilansir dari CDC, Hepatitis A menyebar melalui jalur fekal-oral, yaitu masuknya virus ke tubuh lewat konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi tinja penderita. Oleh karena itu, kebersihan sanitasi dan makanan menjadi kunci pencegahan.

Hepatitis B, di sisi lain, menular melalui:

  • Transfusi darah
  • Hubungan seksual tanpa pengaman
  • Jarum suntik yang tidak steril
  • Penularan dari ibu ke bayi saat proses persalinan

Penularan hepatitis B lebih berbahaya karena tidak terlihat secara kasat mata dan dapat terjadi tanpa disadari.

Baca Juga: Vaksin Flu Jakarta: Layanan Home Service Mudah & Aman

2. Perbedaan Gejala

salah satu gejala hepatitis adalah nyeri perut bagian kanan atas

Dilansir dari Mayo Clinic, Keduanya memiliki gejala serupa, seperti:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah
  • Nyeri perut kanan atas
  • Urine berwarna gelap
  • Kulit dan mata menguning (ikterik)

Namun, hepatitis B sering kali tidak menunjukkan gejala pada awal infeksi, terutama jika tertular sejak bayi. Gejala baru muncul saat penyakit sudah parah.

3. Perbedaan Dampak Jangka Panjang

Dilansir dari CDC, Hepatitis A bersifat akut dan tidak berubah menjadi kronis. Sebagian besar penderita akan pulih total dalam beberapa minggu hingga bulan.

Sebaliknya, hepatitis B bisa menjadi kronis, terutama jika infeksi terjadi sejak bayi. Infeksi kronis ini bisa berkembang menjadi:

  • Sirosis hati (kerusakan hati permanen)
  • Gagal hati
  • Kanker hati

4. Siapa yang Berisiko Tinggi?

Hepatitis A:

  • Anak-anak yang tinggal di area sanitasi buruk
  • Pelancong ke daerah endemik
  • Konsumen makanan jalanan yang kurang higienis

Hepatitis B:

  • Bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B
  • Pasien yang menerima transfusi darah
  • Tenaga kesehatan
  • Pasangan seksual dengan penderita hepatitis B

5. Pencegahan: Vaksin Hepatitis A dan B

Kabar baiknya, kedua jenis hepatitis ini dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin hepatitis A dan B telah terbukti efektif dan aman untuk anak-anak maupun dewasa.

Baca juga: Kupas Pentingnya Vaksin Hepatitis untuk Anak: Jenis A dan B

Vaksin Hepatitis A:

  • Diberikan mulai usia 12 bulan
  • Butuh 2 dosis dengan jarak 6 bulan

Vaksin Hepatitis B:

  • Diberikan sejak bayi baru lahir
  • Total 3 dosis (0, 1, dan 6 bulan)

6. Diagnosis dan Pengobatan

Hepatitis A:

  • Didiagnosis dengan tes darah (IgM anti-HAV)
  • Pengobatan bersifat suportif: istirahat, cairan cukup, makan sehat

Hepatitis B:

  • Didiagnosis lewat pemeriksaan HBsAg, HBeAg, HBV DNA
  • Untuk kasus akut, pengobatan mirip dengan hepatitis A
  • Untuk kasus kronis, bisa diberi antivirus untuk menekan replikasi virus

7. Perlukah Tes Screening?

Tes hepatitis sangat penting untuk:

  • Ibu hamil (untuk mencegah penularan ke bayi)
  • Calon donor darah
  • Pasangan seksual dengan riwayat hepatitis
  • Tenaga medis

Dengan tes dini, hepatitis B bisa dideteksi sejak awal dan dicegah perkembangannya menjadi kronis.

8. Mitos Seputar Hepatitis A dan B

“Hepatitis hanya tertular lewat makanan.”

❌ Salah. Ini hanya berlaku untuk hepatitis A. Hepatitis B justru menular lewat darah dan cairan tubuh.

“Hepatitis A lebih berbahaya dari hepatitis B.”

❌ Tidak benar. Hepatitis A jarang menyebabkan komplikasi. Hepatitis B bisa menjadi kronis dan berujung kanker hati.

“Vaksin hepatitis hanya untuk anak-anak.”

❌ Vaksin bisa diberikan untuk siapa saja, termasuk dewasa yang belum pernah divaksin.

9. Peran Vaxine Care dalam Pencegahan Hepatitis

Sebagai klinik vaksinasi dan suntik vitamin di Jakarta, Vaxine Care menyediakan layanan:

  • Vaksinasi hepatitis A & B untuk anak dan dewasa
  • Layanan home service untuk vaksinasi
  • Konsultasi imunisasi pra-kehamilan

Dengan pemeriksaan dan vaksinasi yang tepat, Anda bisa mencegah risiko jangka panjang dari kedua jenis hepatitis ini.

Kesimpulan

Meski sama-sama menyerang hati, hepatitis A dan B sangat berbeda dalam hal penularan, dampak, dan pencegahannya. Hepatitis A biasanya sembuh sendiri, sedangkan hepatitis B bisa menjadi penyakit seumur hidup.

Dengan edukasi, pemeriksaan dini, dan vaksinasi, kita bisa melindungi diri dan keluarga dari dua penyakit ini. Jangan tunggu sampai terlambat. Cegah lebih awal dengan langkah tepat bersama Vaxine Care.

 

Referensi:

CDC. diakses pada Juli 2025, Hepatitis A Surveillance Guidance

Mayo Clinic, diakses pada Juli 2025, Hepatitis B

CDC, diakses pada Juli 2025, Clinical Care of Hepatitis A

 

Artikel telah ditinjau oleh:

dr. Axel Jusuf

dr. Axel Jusuf

Artikel Lainnya