Daftar Vaksin untuk Ibu Hamil dan Jenis yang Perlu Dihindari

Daftar Vaksin untuk Ibu Hamil dan Jenis yang Perlu Dihindari

Pada umumnya ibu hamil khawatir saat hendak mendapatkan vaksinasi karena takut mempengaruhi bayi dalam kandungannya. Padahal vaksin itu penting untuk ibu hamil.

Kondisi ibu yang sedang hamil membuatnya rentan terhadap infeksi berbagai penyakit, sehingga bisa membahayakan janin yang dikandungnya.

Manfaat lain dari vaksinasi adalah anak yang dikandung juga mendapatkan kekebalan tubuh dari ibunya melalui plasenta. Dengan begitu, anak bisa lahir sehat dan sempurna sesuai harapan.

Baca Juga: Vaxine Care: Klinik Vaksin Jakarta, Layanan & Dokter Terbaik

Vaksin untuk Ibu Hamil yang Dianjurkan

Berikut ini adalah beberapa jenis vaksin yang dianjurkan agar dilakukan oleh ibu hamil karena dapat melindungi ibu dan janin dari penyakit berbahaya. Pemberiannya biasanya dengan cara suntik di lengan atas.

Berikut daftar vaksin yang dianjurkan untuk Ibu Hamil:

1. Vaksin TdaP untuk Tetanus, Difteri, Acellular Pertusis (Batuk Rejan)

Biasanya vaksin ini diberikan kepada ibu hamil saat usia kandungannya 27-36 minggu, Jadi sudah memasuki trimester ketiga.

Tujuannya adalah kekebalan tubuh yang diperoleh bisa maksimal dan bisa memberikan antibodi tersebut ke janinnya.

Ketiga penyakit tersebut bisa membahayakan nyawa janin sehingga mendapatkan vaksin akan bisa membantu mencegahnya. Jika dokter tidak memiliki vaksin TdaP, biasanya diganti dengan vaksin Tetanus Toksoid (TT).

Baca Juga: Suntik Tetanus Sebelum Menikah, Apakah Wajib?

2. Vaksin Influenza

Influenza sering dianggap ringan namun bisa mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atau bahkan pneumonia bagi ibu hamil.

Vaksin yang diberikan adalah jenis inaktif. Vaksin sebanyak satu dosis bisa diberikan kapan saja selama kehamilan atas petunjuk dokter.

Baca Juga: Kenali Pengertian, Dosis, dan Efek Vaksin Influenza

3. Vaksin Pneumokokus

Biasanya dokter akan menyarankan vaksin untuk ibu hamil ini pada ibu yang mempunyai penyakit diabetes dan ginjal.

Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu dan janin agar terlindung dari penyakit pneumonia (radang paru-paru). Diberikan satu kali dan harus dalam pengawasan dokter.

4. Vaksin Meningokokus

Vaksin ini akan melindungi ibu dan janin dari risiko peradangan selaput pembungkus otak dan juga saraf tulang belakang yang disebut meninges.

Karena terpapar serangan virus, bakteri, parasit dan lainnya. biasanya diberikan pada trimester pertama kehamilan.

5. Vaksin Hepatitis A

Vaksin untuk ibu hamil ini diberikan dua kali, dengan jeda waktu antara 6-18 bulan. Jadi dosis pertama bisa diberikan sebelum hamil.

Sehingga ibu dan janin bisa terhindar dari penyakit yang menyerang organ hati. Penyakit ini menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang tercemar.

6. Vaksin Hepatitis B

Hampir serupa dengan Hepatitis A, penyakit ini juga menyerang organ hati. Gejalanya adalah kulit dan mata menguning dan bisa mengakibatkan kanker hati bahkan kematian.

Biasanya vaksin diberikan tiga dosis sesuai dengan petunjuk dokter.

Baca Juga: Kupas Pentingnya Vaksin Hepatitis untuk Anak, Jenis A dan B

7. Vaksin Covid-19

Vaksin ini juga aman untuk ibu hamil agar tidak mengalami gejala berat jika terinfeksi virus Corona. Jenis vaksin yang diizinkan adalah Sinovac, Pfizer, Astra Zeneca, Sinopharm, dan Moderna.

Ibu hamil juga bisa diperbolehkan mendapatkan vaksin booster asalkan kehamilannya sudah lebih dari 13 minggu. Juga tidak memiliki keluhan seperti kaki bengkak, nyeri ulu hati, tekanan darah tinggi atau suhu tubuh 37,5 derajat Celcius.

Vaksin booster yang diizinkan adalah Pfizer, Moderna dan Sinovac.

Pada kehamilan yang direncanakan, biasanya calon ibu sudah mulai melakukan vaksin atau imunisasi yang diperlukan untuk menjaga dirinya dari berbagai penyakit yang berbahaya.

Tapi semuanya harus diberikan jeda waktu yang cukup sebelum memulai kehamilan.

Semua informasi ini hendaknya diberitahukan kepada dokter. Dengan begitu dokter bisa mengawasi perkembangan kesehatan ibu dan janinnya. Kemudian juga bisa menyarankan vaksin yang dibutuhkan saat hamil dan setelah melahirkan.

Baca Juga: Moms, Ini 7 Vitamin Booster untuk Produksi ASI dan Dosisnya

Vaksin yang Perlu Dihindari untuk Ibu Hamil

Vaksin untuk ibu hamil yang disebutkan di atas sudah dinyatakan aman untuk ibu hamil. Meski begitu, ada beberapa jenis vaksin yang perlu dihindari karena terbuat dari virus hidup yang berbahaya bagi janin. Risikonya bisa membuat bayi terlahir cacat, prematur atau bahkan keguguran.

ada beberapa jenis vaksin yang perlu dihindari karena terbuat dari virus hidup yang berbahaya bagi ibu hamil

Berikut daftar vaksin yang perlu dihindari saat hamil:

1. Vaksin Measles, Mumps, Rubella – MMR

Vaksin ini bermanfaat untuk mencegah penyakit measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella (campak jerman).

Vaksin ini bisa diberikan paling lambat satu bulan sebelum memulai kehamilan atau bisa juga setelah selesai melahirkan.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin MMR untuk Dewasa beserta Prosedurnya

2. Vaksin Varicella

Dilansir dari CDC, vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit cacar air. Namun juga harus dilakukan sebelum kehamilan. Paling tidak satu bulan sebelumnya.

3. Vaksin Human Papilloma Virus (HPV)

Dilansir dari Mayo Clinic, virus ini bisa menyebabkan infeksi permukaan kulit dan kelamin dan bisa menyebabkan kanker serviks pada wanita.

Namun tidak boleh diberikan pada ibu hamil karena bisa membahayakan janinnya. Biasanya vaksin ini diberikan kepada ibu setelah melahirkan atau saat masih menyusui.

Baca Juga: Kenali Pengertian, Prosedur, Dosis, dan Jarak Vaksin HPV

4. Vaksin Pneumococcal

Vaksin ini diberikan kepada wanita yang berisiko tinggi terkena penyakit pneumonia (radang paru) atau penyakit kronis.

Tapi tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil karena tidak terjamin keamanannya bagi ibu dan janin.

5. Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG)

Dilansir dari Boston University, pemberian vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi tuberkulosis dan bisa diberikan kepada bayi yang baru lahir. Jadi tidak disarankan diberikan kepada ibu yang sedang hamil.

Bahaya dari kelima vaksin di atas adalah kandungannya yang berisi virus hidup. Virus ini bisa membuat janin terkena infeksi sehingga membahayakan. Karena itu perlu sekali dihindari oleh ibu hamil. Kecuali pemberian vaksin dilaksanakan sebelum hamil.

Baca Juga: Apa itu Vaksin Gardasil 9? Ini Manfaat hingga Biayanya!

Konsultasi Vaksin untuk Ibu Hamil ke Dokter

Pemberian vaksin untuk ibu hamil memang harus dilakukan dengan pengawasan dokter agar tetap aman bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Sangat disarankan agar selama kehamilan, tindakan medis apa pun harus dikonsultasikan dengan dokter lebih dulu.

Untuk Anda yang berada di Jakarta dan sekitarnya, Anda bisa berkonsultasi gratis dengan dokter khusus vaksinasi dari Vaxine Care. Klinik Vaksin Vaxine Care menyediakan layanan vaksinasi on-site yang bisa memberikan vaksinasi di rumah atau kantor.

Dengan begitu, ibu hamil dapat memperoleh vaksinasi dengan nyaman dan aman di manapun. Segera cek harga vaksin dan hubungi kami untuk melakukan reservasi.

 

Referensi:

CDC, diakses pada Desember 2024, Chickenpox Vaccination

Mayo Clinic, diakses pada Desember 2024, HPV Infection

Boston University, diakses pada Desember 2024, BCG Vaccine Prevents Tuberculosis in Young Children, but Not Adults

 

Artikel telah ditinjau oleh:

dr. Andrew Chandra, M.M., M.A.R.S.

dr. Andrew Chandra, M.M., M.A.R.S.

Artikel Lainnya