Penyakit demam berdarah atau DBD tentu sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi, terutama di musim penghujan. Lantas, bagaimana sebenarnya cara penularan demam berdarah?
Seperti yang diketahui, penyakit demam berdarah banyak ditemukan di wilayah yang memiliki iklim tropis dan sub tropis. Jenis penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1953 di Filipina. Sedangkan di Indonesia sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta.
Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti betina ini bisa menular dan menimbulkan beberapa gejala, dari gejala ringan hingga parah dan bahkan kematian. Oleh karena itu diperlukan upaya yang tepat untuk mencegah penularan DBD.
Bagaimana Cara Penularan Demam Berdarah?
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa demam berdarah merupakan jenis penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue. Virus tersebut ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Jenis nyamuk pembawa virus tersebut adalah Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti.
Baca Juga: 8 Cara untuk Mencegah Demam Berdarah di Rumah
Dapat dikatakan bahwa virus dengue atau DBD tidak bisa secara langsung ditularkan dari orang ke orang. Menurut informasi dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), setidaknya ada 3 cara penularan DBD yang perlu diwaspadai, yaitu:
1. Melalui Gigitan Nyamuk yang Terinfeksi Virus Dengue
Salah satu cara penularan penyakit demam berdarah adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aeded Albopictus yang sudah terinfeksi virus dengue. Jenis nyamuk ini sering menggigit di pagi dan siang hari dan merupakan jenis nyamuk yang sama dengan pembawa virus chikungunya maupun virus zika.
Nyamuk ini akan terinfeksi ketika menggigit orang yang sudah terinfeksi virus DBD. Selanjutnya, melalui gigitannya virus tersebut akan tersebar kepada orang lain. Waktu yang dibutuhkan mulai dari terinfeksi virus hingga transmisi sebenarnya kepada inang baru selama 8-12 hari pada suhu 25oC – 28oC.
2. Melalui Transmisi Ibu
Cara penularan demam berdarah juga bisa melalui transmisi ibu. Wanita hamil yang terinfeksi virus DBD bisa menularkannya kepada janin yang dikandung selama masa kehamilan atau sekitar waktu kelahiran. Bahkan ada sebuah laporan yang menyebutkan bahwa penularan virus tersebut bisa melalui ASI.
Seorang ibu yang terinfeksi virus DBD pada masa kehamilannya, berisiko memiliki bayi yang lahir prematur, gawat janin serta berat badan lahir rendah.
3. Melalui Jenis Transmisi Lainnya
Meskipun jarang terjadi, namun pada kasus yang langka penularan demam berdarah bisa melalui transmisi lainnya. Seperti laboratorium, darah yang terinfeksi virus dengue, serta paparan perawatan kesehatan. Sangat jarang penularan terjadi akibat transplantasi organ atau transmisi melalui luka tusukan jarum.
Siklus Penularan DBD
Setelah mengetahui cara penularan demam berdarah dengue, penting juga untuk mengetahui siklus penularan DBD yang terjadi dari satu orang ke orang lainnya. Siklus tersebut dimulai ketika nyamuk Aedes Aegypti menghisap darah orang yang sudah terinfeksi virus DBD.
Baca Juga: Vaksin Demam Berdarah, Apakah Efektif dan Siapa yang Perlu?
Virus yang masuk ke dalam tubuh nyamuk akan menyebar selama 8-12 hari sehingga nyamuk yang sudah terinfeksi bisa menularkan kepada orang lain melalui gigitannya. Adapun fase yang akan dialami setelah digigit nyamuk pembawa virus DBD adalah:
- Fase viremia yang ditandai demam tinggi hingga 40oC selama 1-3 hari setelah 4 hari digigit nyamuk.
- Fase kritis yang terjadi pada hari ke-4 dan hari ke-5, ditandai dengan menurunnya suhu tubuh penderita DBD hingga 30oC.
- Fase ketiga pada hari ke-6 dan ke-7 ditandai dengan demam kembali. Namun pada fase ini juga menjadi tahap pemulihan yang ditandai meningkatnya kadar trombosit hingga kondisi normal.
Gejala Demam Berdarah
Tentunya bukan hanya cara penularan demam berdarah saja yang perlu dipahami, agar semakin waspada dengan risiko yang dialami perlu juga mengetahui gejala demam berdarah seperti berikut ini:
- Demam tinggi hingga 40oC
- Sakit kepala berat
- Nyeri pada otot, persendian, tulang serta belakang mata
- Mual dan muntah serta nafsu makan menurun
- Terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening
- Kadar trombosit mengalami penurunan secara drastis
- Terjadi kerusakan pada pembuluh darah serta kelenjar getah bening
- Munculnya bercak merah atau ruam di kulit 2-5 hari setelah demam
- Terjadi perdarahan di gusi, hidung hingga bagian bawah kulit
Gejala tersebut bisa semakin memburuk dan mengancam keselamatan yang dikenal dengan sindrom syok dengue. Gejalanya adalah:
- Sakit perut parah
- Muntah terus menerus
- Muntahan atau feses berwarna hitam
- Adanya darah di dalam urine, feses atau muntahan
- Napas menjadi cepat atau sesak napas
- Kondisi kulit lembab dan dingin
- Lelah, lemas, gelisah, tekanan darah menurun
Cara Mudah Mencegah Demam Berdarah
Agar terhindar dari risiko penyakit DBD, Anda perlu melakukan upaya pencegahan seperti di bawah ini:
- Menerapkan gerakan 3M Plus
- Memakai lotion dan obat nyamuk
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Pola makan dan gaya hidup yang sehat
- Vaksinasi DBD
Untuk mendapatkan layanan vaksinasi di rumah oleh dokter khusus vaksinasi, tanpa biaya transport tambahan, Anda bisa menggunakan layanan vaksin dari rumah dari Vaxine Care .
Jangan biarkan Anda dan keluarga tertular penyakit DBD yang membahayakan. Segera cegah cara penularan demam berdarah melalui upaya preventif yang tepat. Salah satunya dengan Vaksin Demam Berdarah. Segera reservasikan jadwal vaksinasi melalui kontak kami.
Artikel telah ditinjau oleh: