Vaksin Polio IPV dan OPV, Manfaat hingga Efek Samping

Vaksin Polio IPV dan OPV, Manfaat hingga Efek Samping

Polio adalah sebuah penyakit yang menyerang sistem saraf yang disebabkan oleh infeksi poliovirus. Penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan permanen sehingga perlu dicegah sejak dini. Karena itulah pemberian vaksin polio sudah diberikan sejak masih bayi melalui imunisasi.

Vaksin ini tersedia dalam dua bentuk yaitu bentuk suntik (IPV) yang disebut vaksin inaktif dan bentuk tetes secara oral yang disebut vaksin oral (OPV). Isi dari vaksin ini adalah bagian virus yang sudah dilemahkan. Tujuannya agar sistem kekebalan tubuh bisa terbentuk untuk melawan virus polio.

Lalu, bagaimana dengan manfaat, waktu pemberian vaksin, dosis, jenis dan efek samping yang mungkin dialami setelah mendapatkan vaksin ini? Yuk langsung kita bahas!

Baca Juga: 5 Manfaat, Jenis, dan Urutan Vaksin Bayi Baru Lahir Lengkap

Tujuan dan Manfaat

Mengingat bahayanya infeksi virus polio, pemberian vaksin memang sudah dimulai sejak masih bayi. Dengan mendapatkan vaksin, diharapkan agar bayi tersebut tumbuh dan berkembang dengan maksimal dan sehat.

Berikut adalah tujuan dan manfaat diberikannya vaksin polio:

1. Mencegah Penyakit Polio

Dengan memberikan vaksin sejak dini, diharapkan agar dapat membantu membentuk kekebalan tubuh terhadap serangan virus polio. Dengan begitu, semua anak tumbuh maksimal tanpa gangguan kerusakan sistem saraf atau kelumpuhan.

Tujuan akhirnya adalah agar seluruh masyarakat bisa terbebas dari serangan virus ini. Sehingga menghentikan penyebaran dan tidak ada lagi virus polio yang bisa mengancam.

2. Melindungi Kelompok yang Rentan

Bayi dan anak-anak memang menjadi kelompok paling rentan terhadap serangan virus ini. Tapi bukan berarti orang dewasa tidak berisiko. Saat berada di lingkungan yang rentan polio, jika kondisi tubuh sedang tidak fit, maka bisa saja terkena serangan.

Karena itu para petugas kesehatan atau sukarelawan yang bekerja dalam keadaan yang kurang ideal (daerah bencana) biasanya akan diberikan berbagai vaksin, termasuk polio. Dengan begitu bisa membantu melindungi mereka jika situasi lingkungan memang rawan penyakit.

Jenis Vaksin Polio

Terdapat dua jenis vaksin untuk pencegahan virus polio yaitu dalam bentuk obat tetes oral dan bentuk suntik. Berikut ini penjelasannya:

1. Oral Polio Vaccine (OPV)

Merupakan vaksin dalam bentuk tetes yang terbuat dari virus polio hidup namun telah dilemahkan. Vaksin ini bisa membunuh virus polio yang berkembang dalam darah dan usus. Cara pemberiannya adalah dengan diteteskan ke dalam mulut. Dilakukan sejak bayi secara bertahap diulang beberapa kali.

Bentuk vaksin ini sangat mudah diberikan sehingga sering digunakan untuk pemberian vaksin massal. Mulai dari bayi diulang beberapa kali (biasanya 4x) kemudian diberikan lagi selama beberapa tahun kemudian untuk penguatan.

2. Inactive Polio Vaccine (IPV)

Vaksin jenis ini terbuat dari virus polio yang sudah lemah atau dimatikan. Namun berfungsi untuk membuat kekebalan dalam darah, namun tidak pada usus. Itu sebabnya vaksin bentuk suntikan diberikan sebagai pelengkap setelah bentuk tetes diberikan saat masih kecil.

Biasanya disuntikkan di otot lengan (intramuscular atau IM). Jadwalnya juga bertahap selama beberapa bulan hingga tiga kali. Sering diberikan kepada para pekerja yang berada di lingkungan yang rentan penyakit sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: Tujuan, Prosedur, hingga Efek Samping Vaksin Varicella

Jadwal dan Dosis Vaksin Polio

Berikut ini adalah penjelasan tentang jadwal pemberian vaksin dengan bentuk berbeda, baik untuk bayi dan anak-anak dan juga untuk dewasa.

1. Bayi dan Anak-Anak

Besaran dosis untuk bayi dan anak adalah 0,5 ml. Jadwal pemberian dimulai sejak bayi baru lahir. Kemudian berikutnya ketika bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin penguatan (booster) biasanya diberikan lagi saat berusia 18-24 bulan. Terakhir pada usia 5 tahun.

Karena masih dalam usia rentan, maka biasanya vaksin ini dimasukkan ke dalam jadwal imunisasi. Agar semua vaksin yang penting dapat terlacak pemberiannya. Seperti DPT, BCG, HIB, Campak, dan lainnya.

2. Dewasa

Jika belum pernah menerima vaksin sebelumnya, maka akan diberikan dosis sebesar 0,5 ml sebanyak tiga kali. Caranya dengan disuntikkan. Dosis kedua diberikan setelah 1-2 bulan dari pemberian dosis pertama. Kemudian dosis ketiga diberikan sekitar 6-12 bulan setelah dosis kedua.

Biasanya orang dewasa diberikan vaksin ini jika dinilai rentan tertular virus polio. Misalnya karena menjadi petugas medis yang berurusan dengan pasien polio. Atau juga akan berada di lokasi yang rentan penularan polio atau di situasi yang kurang stabil dan rentan penyakit.

Efek Samping Vaksin Polio

Vaksin ini sebenarnya merupakan vaksin yang aman sehingga bisa diberikan bahkan pada bayi baru lahir. Namun memang terkadang ada yang merasakan efek samping setelah mendapatkannya, seperti berikut ini:

  • Demam ringan yang hilang dalam satu atau dua hari
  • Nyeri atau kemerahan di bekas tempat suntikan.
  • Rasa pegal di lengan yang disuntik.
  • Gangguan pencernaan ringan, seperti sedikit mual atau sedikit diare.
  • Reaksi alergi seperti gatal-gatal atau sedikit pembengkakan wajah atau bibir. Namun reaksi ini amat jarang terjadi.

Biasanya sebelum memberikan vaksin apapun, tenaga medis biasanya akan menanyakan apakah ada riwayat alergi obat. Jika memang pernah alergi pada obat tertentu, sebaiknya diberitahukan. Dengan begitu bisa menghindari reaksi alergi yang mungkin bisa berbahaya.

Fakta Penting Terkait Vaksin Polio

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang kerap ditanyakan orang yang berkaitan dengan vaksin polio. Pertanyaan dan jawabannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah vaksin bisa bertahan lama atau seumur hidup?

Sesuai jadwal umum yang diterapkan baik di Indonesia maupun di luar negeri, jadwal pemberian vaksin memang hanya terbilang beberapa kali saja. Yaitu empat kali saat masih berusia di bawah satu tahun, kemudian diberikan ‘booster’ pada usia 18-24 bulan dan terakhir saat berusia lima tahun.

Saat dewasa juga hanya diberikan tiga kali atau sekali lagi untuk ‘booster’ sekitar maksimum 10 tahun setelah pemberian dosis terakhir. Di luar jadwal tersebut, tidak diberikan lagi kecuali memang dibutuhkan dalam kondisi khusus. Jadi memang vaksin ini bisa bertahan lama asalkan semua jadwalnya dijalani.

2. Bagaimana jika tidak pernah vaksin polio?

Mereka yang tidak pernah mendapatkan vaksin untuk penyakit polio akan sangat rentan terkena infeksi virus polio. Penularannya bisa melalui orang batuk atau bersin. Jika tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap serangan virus polio maka bisa mengakibatkan kelumpuhan kaki, meningitis, bahkan juga kematian.

3. Apakah vaksin ini mahal harganya?

Kisaran harga memang beragam, tergantung dari jenis vaksin dan tempat pemberiannya. Misalnya puskesmas, klinik atau rumah sakit. Biasanya berkisar antara Rp200.000 hingga Rp800.000 dalam bentuk suntik (IPV). Namun program imunisasi anak-anak adalah gratis sebagai program nasional.

Baca Juga: Ketahui Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Vaksin DPT untuk Anak

Dapatkan Vaksin Polio IPV di Klinik Vaksin Jakarta

Mengingat dampaknya yang besar, menerima vaksin polio akan jauh lebih bermanfaat dan melindungi diri dari efek negatif virus ini. Apalagi vaksin ini relatif mudah didapatkan dari berbagai fasilitas kesehatan seperti klinik yang ada.

Untuk Anda yang sedang mencari vaksin polio IPV di Jakarta dan sekitarnya, kini sudah ada layanan vaksinasi di rumah. Dokter khusus vaksinasi dari Vaxine Care siap mengunjungi Anda dan memberikan pelayanan vaksinasi terbaik.

Vaxine Care menyediakan berbagai jenis vaksin untuk anak, dewasa, hingga lansia. Segera hubungi Klinik Vaksinasi Vaxine Care untuk informasi dan konsultasi lebih lanjut.

Artikel Lainnya